Sabtu, 10 September 2011

TUAIAN SANG PIPIT




lecur kulit ku dibakar terik mentari
keringat membasah tubuh dan dahi
bersama hanyirnya bau selut berbaur
bak sang kerbau berkubang di lumpur
relaku berpanggang salai di jemur hari
cekal menggenggam harapan di hati
untuk ku semai si benih padi

setelah menguning padi di sawah
bagai hilang letih, resah dan lelah
di bumi permata terserlah jasa
namun sang pipit hilang simpati 
di belakang mata menuai hasilku
menguja perasaan menguji nubari 
tanpa ia malu menjadi sang pencuri

Tiada ulasan:

Catat Ulasan