Selasa, 3 September 2013

MENCARI BAHAGIA


Rimba lembah ditumbuhi rotan
melilit batang pohon meranti
tegak lurus tidak berdahan
jikalah sudah menjadi suratan
hancur luluh rasanya di hati
mana terhalang takdirnya Tuhan


Bawa rotan di waktulah petang
ke hilir mudik darinya hulu
sampai di muara baru berhenti
setiap dugaan berkunjung datang
ku pujuk hati bersabar selalu
semoga mendapat damai di hati

Rotan sega di hutan Maran
tumbuh subur di paya serawa
melilit batang pohon kelapa
bersama dengan akar peria
ada nikmat dalam kesabaran
mungkin hikmah dalam kecewa
kepada Allah hamba tak lupa
doaku agar perolehi bahagia

RAJUK SI MANJA


Sawah lebar luas terbentang
padi menguning pipit menyerang
darilah mana datang bertandang
hamba melukut di tepi gantang
tambah tak cukup keluar tak kurang
tidaklah siapa sudi memandang

Terbit mentari di waktu pagi
riuh berkicau si murai batu
pulang ke sarang di waktu senja
apalah hendak ku katakan lagi
memang nasib sudah begitu
tiadalah tempat hendak bermanja

SURATAN ALAM


Rumah kecil di tepi bendang
di malam hari pasang pelita
nampak jauh cahaya berbalam
harap bahagia datang bertandang
tetapi malang ditimpa derita
mungkin sudah suratannya alam

Di malam hari pasang pelita
diletak pada batang kelapa
tambah seri di bulan puasa
harap bahagia sesudah derita
nasib malang datang menimpa
namun berserah ku pada yang Esa

Isnin, 2 September 2013

SEPI DI SUDUT HATI


Kalau berhenti di sebelah tepi
ikatkanlah rakit di tiang titi

hanyut terdampar di lubuk sepi
Puas aku selam mencari erti

Rakit bermuatan batang jerami
berikatlah tali bersimpul mati
Terlalu dalam untuk ku selami

Kerana menumpang di sudut hati

PENAWAR HATI


Di waktu ribut bergalah rakit
Pergi rumah datuk temenggung
Hendak di sebut hati ku sakit
Kalau berdiam jiwa tersinggung

Kalau berakit tuju seberang
hanyut ke tengah ke hilir mudik
Sudah jadi resamnya orang
pandai berkata kononnya cerdik

Ke tengah laut kail tenggiri
Berumpan anak si ikan pari
Semoga derita berlalu pergi
Biarkan ku ubati hati sendiri


KUSUT DI HATI


Ikanlah haruan di bawah titi
Dikail orang bertaut umpan
Jangan diturut katanya hati
Harap sabar tempuh dugaan

Pergi ke hulu menaiki sampan
Pendayung nipis kayu meranti
Perkara buruk usah disimpan
Hanya menambah kusut di hati

Beting pasir di tepi muara
Tempat nelayan menjala keli
Biarlah orang asyik bicara
Kata yang buruk usah peduli

MULUT BERBARA



Kalau berakit ke seberang sungai
Jangan sampai hanyut ke muara
Buruk bicara beserta perangai
Mulut laksana puntung berbara

Rakit tersadai di pasir lebar
Sungai mula cetik di kuala
Puas sudah hamba bersabar
Tapi masih memijak kepala

Ke tengah sungai dengan berenang
Ke beting berbatu besar seinci
Hendak ku lupa semakin terkenang
Semakin teringat bertambah benci

SI KUMBANG HITAM


Kumbang hitam di atas kayu
masih memuja sibunga layu
biarlah malang berhati sayu
tidaklah jemu untuk merayu

Walaupun buruk  jujurnya hati
bunga layu masih idamannya
kumbang bukan si kumbang jati
hanyalah kumbang yang lara.