Sekeping hati dirundung pilu
bagai diselaputi awan kelabu
dada langit kelam berhati sayu
akan ada titisan hujan airmata
dada berdegup terpukul ribut
membungkam resah tanpa reda
bagai diselaputi awan kelabu
dada langit kelam berhati sayu
akan ada titisan hujan airmata
dada berdegup terpukul ribut
membungkam resah tanpa reda
rindu bergelodak bagai buih
membuak gundah dilerai ombak
terumbang ambing terapung
hanyut melambung bergulung
di tengah laut jua bersabung
tuju pantai di batu tersadung
bicara selembut kapas lerai
terbang melayang dibawa angin
keserata pelusuk tanpa arah
akhirnya bertapak di bumi melata
berpecah seribu tanpa bersatu
kesudahan reput menjadi debu
pujukan rayu semanis madu
tumpah secangkir di ulas bibir
namun tiba-tiba entah kenapa
bertukar rasa sepahit hempedu
ditelan mungkin menjadi tuba
cuma menambah bisa di jiwa
kasih umpama embun dingin
menyinggah di waktu pagi
hanya sebentar cuma menyapa
menitis helaian daun celaru
akhirnya hilang lenyap berlalu
ditelan bahang mentari cemburu
diri tersisih bak kemboja layu
patah terkulai dari tangkainya
warna hambar semakin pudar
dan gugur ke bumi tanpa seri
akhir terdampar di penjuru sepi
dimamah tanah tanpa simpati
Tiada ulasan:
Catat Ulasan